Translate

Senin, 11 Juni 2012

Gajah yang Sombong dan Burung Kubara

Seekor burung kubara

menjadikan tempat bersarangnya burung unta di tengah

padang pasir sebagai tempat untuk bersarang. Ia bertelur dan menetaskan anak-anaknya di tempat itu yang juga menjadi jalur pergi dan pulang gajah untuk mencari

minum. Suatu ketika, seperti biasanya, gajah melintasi jalur

itu. Kemudian kakinya menginjak sarang burung kubara

dan meremukkan seluruh isi sarangnya, sehingga telurnya

pecah dan seluruh anak burung mati.

Ketika ia melihat keburukan yang menimpa dirinya,

ia tahu bahwa musibah itu datangnya tidak lain kecuali

dari gajah yang melintasi tempat tersebut, dan bukan

makhluk lain. Kemudian ia terbang dan hinggap di kepala

gajah sambil menangis dan mengatakan, "Wahai sang

raja, mengapa engkau meremukkan telurku dan membunuh

anak-anakku, sedangkan aku bertetangga dekat denganmu?

Apakah engkau melakukan ini karena punya niat

meremehkan perkaraku dan memandang rendah diriku?"

"Itulah yang mendorongku untuk melakukannya,"

kata gajah menjawabnya enteng.

Akhirnya si burung kecil ini pulang dan pergi menemui

golongan burung. Ia mengeluhkan musibah yang didapatkan

dari seekor gajah. Kemudian burung-burung itu mengatakan

kepadanya, "Tidak mungkin kita bisa berbuat

apa-apa kepadanya, sebab kita hanya kaum burung."

Kemudian si burung ini pergi menemui burung gagak

dan elang, serta berkata kepadanya, "Aku menginginkanmu

bisa membantuku pergi menemui gajah untuk matanya

agar tidak bisa melihat. Setelah itu aku akan melakukan

tipu muslihat lain."

Kemudian mereka mengabulkannya, dan pergi bersama

menemui gajah. Mereka terus mematuki mata gajah

hingga terluka dan kedua matanya tidak bisa melihat. Si

gajah yang dipatuk matanya tidak bisa menemukan jalan

ketika ia harus pergi mencari makan dan minum kecuali

yang bisa diraba-raba dan dikira-kira.

Ketika si burung yang pernah dirusak sarang dan diinjak

anaknya ini mengetahui kondisi gajah yang tidak bisa

melihat, ia pergi ke aliran anak sungai kecil yang banyak

dihuni katak. Ia mengeluh kepada golongan katak tentang

musibah yang pernah diterimanya dari perlakuan gajah.

Kemudian para katak bertanya, "Lalu apa cara dan

tipu muslihat kita terhadap gajah yang tubuhnya besar, sedangkan

kita makhluk kecil? Bagaimana kita bisa mencapainya?"

"Aku lebih senang bila kalian ikut aku pergi ke jurang

dekattempat gajah. Kemudian di sana kalian bersuara dengan

ramai. Ketika gajah itu mendengar suara kalian, ia

yakin dan tidak bakal ragu-ragu, bahwa tempat itu berair.

Kemudian ia akan pergi dan tercebur di jurang tersebut,"

kata si burung kubara menjelaskan idenya.

Kemudian mereka mengabulkan permintaannya dan

berkumpul di suatu jurang dekat tempat gajah. Mereka

beramai-ramai mengeraskan suaranya. Kemudian gajah

mendengar suara katak yang ramai. Ia sangat kehausan.

Dengan yakin dan percaya diri ia pergi mencari sumber

suara tersebut, karena ia mengira banyak airnya. Dia berjalan

meraba-raba dan akhirnya terperosok ke dalam jurang

yang mengakibatkan patah tulang.

Burung kubara pergi melihat gajah yang masuk ke dalam

jurang dengan mengibas-ngibaskan ekor dan sayapnya

di atas kepala gajah dengan mengatakan, "Wahai

makhluk yang zalim dan tertipu oleh kekuatannya sendiri!

Engkau telah meremehkan perkaraku karena melihat dirimu

sangat besar. Lalu bagaimana engkau tidak melihat

besarnya taktik dan tipu muslihatku sekalipun tubuhku sangat

kecil bila dibanding dengan tubuhmu dan kecilnya

semangatmu."

Sumber : Hikayat Kalilah dan Dimnah

Artikel Terkait:

0 komentar

Posting Komentar

Komentar, tentang saran dan kritik sampaikan saja disini, Yang mau komentar kasar sebaiknya Jangan karena akan menimbulkan keributan Di blog ini.Bila ada yang mengcopy entri ini harus mencantumkan sumber blog ini ya.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog Like Shared. Datang lagi ya

Thanks for coming on the blog Like Shared